Menjaring Matahari
Ebeit G Ade
Kabut, sengajakah engkau mewakili pikiranku
Pekat, katamu peralat menyelimuti matahari
Aku dan semua yang ada di sekelilingku
Merangkak menggapai dalam kelam
Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan
Deras, agar semua basah yang ada di muka bumi
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kegalauan
Roda jaman menggilas kita
Terseret tertatih-tatih
Sungguh hidup sangat diburu
Berpacu dengan waktu
Tak ada yang dapat menolong
Selain yang di sana
Tak ada yang dapat membantu
Selain yang di sana
Dialah Tuhan
Dialah Tuhan
Oh, oh, oh Tuhan
Hmm, hmm, hmm Tuhan
Ebiet G Ade - Menjaring Matahari
Nyanyian Burung dan Pepohonan
Ebiet G Ade
Pernahkah engkau dengar nyanyian burung murai
Ketika gerimis turun langit tertutup kabut?
Bersiul memilukan, berderai menikam mendung
Suara laut pun sirna, terbang entah ke mana
Dan di saat yang lain kala mentari bangkit
menyiram jagat raya kicaunya pun ceria
Bersama semilir angin mengalirlah semangat
Kecipak air kali menyegarkan jiwa
Oh, betapa jauhnya jalan terjal kutempuh
menembus kegelapan, menyibak alang-alang
Oh, murai bernyanyilah mengiringi langkahku
Wajah bumi semakin renta dan penuh luka
Pernahkah engkau dengar nyanyian pepohonan
di tengah belantara sepi menembus kelam?
Kelak tinggal catatan, di sini pernah berdiri
tegar menyengga langit, kini tinggal puing
Nyanyian burung dan pepohonan - Ebeit G Ade
Menjaring Matahari dan Nyanyian Burung dan Pepohonan
Dua buah lagu puisi tentang rupa manusia menembus batas hidup.
Diceritakan begitu indah dalam lagu
dan dinyanyikan begitu merdu oleh Ebiet G Ade.
Secara hakikatnya adalah kisah manusia yang berdepan
pelbagai duga dan riuh rasa. Ada waktu merentas belukar hampa dan dukalara
ada kalanya berjalan di atas hamparan sepi
Atau berada dalam hembus keras himpit hidup
Segala yang berlangsung dalam jalur hidup ini
bersimpul pada titik akhir
sama ada kita bersedia atau tidak menghadapi
iaitu kematian dan kepergian
Duah buah lagu yang indah
untuk bersama dihayati pada saat segalanya begitu tak pasti
begitu mengheret rasa dan mencabar jiwa
Marilah mencari keinsafan
dalam simpati dan menghulur rasa bersama
Berbagi rasa dalam detik yang tak siapa pun mahukan
Kita hanya manusia kecil dalam rencana
berada dalam pasrah segenap tertib hidup ciptaan Ilahi
Marilah berdoa
Semoga Allah permudahkan segala ikhitar dan jalan
amin.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.