di padang kecil
dia tak pernah menghitung
untuk kali ke berapa berdiri di padang kecil ini
menatap matahari pagi yang bangkit
dan lembut angin membuai kesejukan
tapi bukan itu yang selalu menunda batinnya
tapi anak-anak kecil yang berlari mengejar bola
keriuhan dan keriangan jelas tertanda
dan masih ada yang berdiri menyaksi
entah apa yang membelengu jiwa
inilah dunianya
padang dan anak-anak berlari
bilik darjah dan buku-buku
kerana ia telah memilih untuk begini
kerana ia telah memilih untuk begini
menghabis usia mendidik dan membimbing
ia amat pasti
tak berapa lagi semua yang berlari dan berdiri akan pergi
berganti lagi si kecil lain mulai berlari atau berdiri
itulah kanvas hidupnya
membaca jiwa gerak rasa
mendengar suara dan alur bicara
menatap wajah dan sinar mata
anak-anak yang belum mengerti
warna dan dunia
lebih luas dan terbuka
tak jemukah puluhan tahun mengajar?
katanya perlahan
aku tak pernah mengajar
aku menjual cinta
aku menjual cinta
dan cintalah yang menambatkan
sebagaimana kecerahan sinar matahari
memasuki gelap beku nurani mereka
cintalah yang memberitahu
untuk berlari dan mengejar harapan
cintalah senyum dan tawa riang
sebagaimana sejuk angin padang
cinta adalah ilmu
membongkar kebijaksanaan dan menghambat kebistarian
cintalah yang menemukan mereka
menghormati dan saling mengerti
persahabatan dan kasih sayang
cintalah yang mengajak mereka
saban masa tekun dan gigih menongkah waktu
semua itu kubisikkan
dalam tulis dan baca
dalam tutur dan pesan
dalam tatap dan renung mata
dalam dakap dan sentuh mesra
dalam tawa dan senyum bersama
atau dalam tangis dan pedih berkongsi
cinta membuka segalanya
memberi yakin dan percaya diri
semangat dan kekentalan hati
kasih sayang dan hormat menghormati
aku tahu satu hari mereka akan pergi
dan aku menunggu di padang ini
untuk menjual cinta lagi
satu ketika sesudah jauh usia
mereka kembali dan menyapa
apa khabar cikgu
itulah harganya
cintaku sudah terbeli
Comments
Post a Comment