tempatmu bukan di luka itu ii
tak pernah ada warna abadi
seteguh mana kau menanti
semua akan memudar dan sirna
begitu gores tinta pada album hidup
usah biarkan jemarimu semakin dingin
keyakinan harus kaupanaskan
dengan alir darahmu dengan degup jantungmu
dengan semangat yang kaulenyapkan
ke dalam telaga batinmu
aku amat mengerti
bagaimana getirnya ketiadaan
tiba-tiba sepi menyambar
yang tinggal adalah degung masa lalu
yang terakhir kautatap
sebelum gelap menambat
segalanya menjadi amat tiada
tempatmu bukan di luka itu
kutahu bagaimana airmata mengalir
tapi usah hatimu retak jiwamu remuk
tataplah sekali lagi ke dalam gelap awan
bukankah tertinggal sisa garis cerah melajurkan cahaya
bukankah masih ada sinar
sehabis awan pergi
kecerahan mengulang datang
segenap turun hujan akan ada kesejukan
akan bermula kesegaran
akan ada burung berterbangan
berkicauan
kita belajar dari kerapuhan
dari pecahan kaca yang bertaburan
dari teluk redup hidup
tempatmu bukan di luka itu
perlahan melangkah perlahan memijak kebenaran
kembali pad udara dan gulung awan
tak sempurna kita
selain duka dan bahagia
bergandingan
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.