namakan garis itu
segenap calar yang berbekas pada tanah jiwa
dari suatu waktu dalam labuh dan bangkit waktu
yang tak sempat kausembunyikan dari rangkul hidup
yang membuka cetera baru dalam sangkar harap
yang ingin kaubiarkan tetapi ia selalu tiba
meramas kesenyapan membelai kenangan
ia begitu berbekas dan begitu dalam tertanda di kalbu
ingin sekali semua itu terlepas
dan segenap kesakitan lenyap bersama luruh masa
tapi ia masih bernyala dalam sukma
dan bernafas dalam diari hidup
terasa begitu baru catatan itu dan begitu melemaskan
usah merasa begitu terbawa oleh masa lalu itu
ia akan begitu memaksa perasaan
tak pernah ada tenang tenteram jika kita merentas ombak
tak pernah ada sulit dan sukar jika kita tinggi mendaki
biarlah ia menjadi penanda bahawa pernah dalam hidup
luka itu berbingkai di batas waktu
usah jadikan semua itu pemutus harap
dan kau tertunda dalam lemas perjuangan
kita harus bangkit dari sunyi
menetas peta baru membuka pintu harapan
jangan longlai oleh lemah dan khilaf
kita belajar membaiki belajar dari kesakitan begitu
namakan garis itu
sebagai tanda yang bisa mengusungmu ke pelabuhan baru
namakan garis itu
peringatan dan tanda yang selalu memujukmu
untuk tidak lagi mengulangi kepayahan lama
kita harus bangkit dari kepayahan
untuk terus memburu jauh impian
tak semua cahaya akan sirna
tak semua warna akan pudar
inilah kehidupan
kita harus berani memulakan
untuk terus berkayuh
ke pulau-pulau mimpimu
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.