arca-arca kaca
arca-arca kaca
berdiri antara tiang-tiang harap
memantul cahaya suram
dari gumpal-gumpal bencana
memantul cahaya buram
dari pintu-pintu harap
yang berbalut lumpur kepayahan
bukan semua mudah melepaskan
igau dan kenang yang merasuk tenteram
tiba-tiba sekejap berpaling
segalanya ranap pergi
dalam takut dalam debar
kami bertahan dalam lumpur dan sejuk hujan
tapi apalah kekuatan yang tinggal lagi
segenap tali mimpi terputus disambar air
tapi kami mencuba untuk bertahan
segenap ikhtiar telah kami perbuatkan
mengunyah getir antara mendung tebal
dan hangat airmata
begitu deras arus memukul
begitu laju air mengalir
seusai hujan
kami melihat arca-arca kaca
berdiri di bingkai sukma
tak ada sinar
tak ada warna
buram dan perih
kami berjalan antara lumpur
antara serpih sejarah dan puing-puing waktu
kami mencari harapan yang tertimbus kelodak
kami hanya mampu berdoa
kepada Allah pasrahkan segala
berdiri di sana sini
arca-arca kaca
rapuh dan melukakan
siapa lagi yang datang
membawa peta harapan
sedang arca-arca kaca masih berdiri
memberi ngilu dan sayu
menjamah jantung dan nadi kami
esok barangkali matahari akan bersinar
tapi arca-arca kaca
yang bergelimpangan
antara selut dan lumpur
tak mudah tertanggal dari tatap
kami masih mahu bertahan
membuang kaca
membersih jalan
menguak lorong
kami ingin berjalan lagi
mencari rezeki kurniaan tuhan
mencari kerahmatan dari puing-puing
yang mengering
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.