sholat tahajud



Tata cara Sholat Tahajud itu sangat mudah dan ringkas. Mulai dari niat Sholat Tahajud, jumlah rakaatnya, bacaannya, hingga doa Sholat Tahajud. Semuanya mudah dan ringkas.


Apa itu Sholat Tahajud?

Sholat Tahajud adalah salah satu sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, dimulai dari setelah Sholat Isya hingga akhir malam sebelum masuk waktu Sholat Fajar (Sholat Subuh). Sholat Tahajud dilakukan setelah bangun dari tidur. Inilah di antara ciri-ciri  khas yang membezakan Sholat Tahajud dengan sholat sunnah lainnya,  orang yang ingin mengerjakan Sholat Tahajud tidur terlebih dahulu, kemudian bangun untuk menunaikannya.

Imam al-Qurtubi ketika menafsirkan ayat

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا . الإسراء/79

“Dan pada sebahagian malam, lakukanlah Sholat Tahajud, sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)

Beliau menjelaskan bahawa kata التهجد (at-tahajjud) pada ayat di atas berasal dari kata الهجود (al-hujuud), iaitu  kata yang memiliki dua makna yang berlawanan. Kata “هجد” (hajada)  bermakna “نام” (naama) yang ertinya “tidur”, dan juga bermakna “سهر” (sahiro)  ertinya “terjaga pada malam hari” atau “begadang”.

Jadi, kata “tahajjud” erat kaitannya dengan dua makna ini, yaitu “tidur” dan “terjaga” di malam hari.
Apa zeda Sholat Tahajud dengan Qiyamul Lail?

Qiyamul Lail adalah ketika seseorang menghidupkan waktu malam dengan melaksanakan ibadah apa saja yang disyariatkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibadah Qiyamul Lain tersebut tidak hanya Sholat Malam. Ia melibatkan membaca Al-Quran, berzikir, dan ibadah-ibadah lainnya. Untuk melaksanakan Qiyamul Lail tidak mesti harus tidur terlebih dahulu, namun seseorang  langsung melaksanakan Qiyamul Lail setelah Sholat Isya, misalnya dengan membaca al-Quran, berzikir, atau belajar ilmu agama. Demikian juga, seseorang itu melakukan Qiyamul Lail setelah dia bangun dari tidur. Qiyamul Lail tidak disyaratkan dikerjakan dalam waktu tertentu yang lama. Seseorang yang hanya membaca al-Quran sebentar pun sudah terhitung Qiyamul Lail.

Dengan demikian, makna Qiyamul Lail lebih umum dibandingkan Sholat Tahajud. Jika seseorang melakukan Sholat Tahajud beerti dia juga melakukan Qiyamul Lail kerana dia sudah menghidupkan malam dengan mengerjakan ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Apa Beza Sholat Malam dengan Sholat Tahajud?

Sholat Malam adalah sholat yang dilakukan pada waktu malam, mulai dari waktu Isya hingga akhir malam sebelum masuk waktu Sholat Subuh. Dan Sholat Malam ini tentu saja adalah bahagian dari Qiyamul Lail. Sholat Malam  dilakukan tanpa didahului tidur terlebih dahulu, seperti Sholat Tarawih yang dilakukan langsung setelah Sholat Isya (khusus pada bulan Ramadhan), atau Sholat Malam juga dilakukan setelah bangun dari tidur malam, seperti Sholat Tahajud dan Sholat Witir.

Jadi, Sholat Tahajud merupakan bahagian dari Sholat Malam. Dan Sholat Malam merupakan bagian dari Qiyamul Lail.

Apa Sholat Tahajud Sama dengan Sholat Tarawih? Sholat Tarawih Apakah Termasuk Sholat Tahajud?

Ustadz Ammi Nur Baits, pengasuh KonsultasiSyariah.com, ketika beliau ditanya apakah Sholat Tarawih dengan Sholat Tahajud itu sama, sehingga jika seseorang sudah melaksanakan Sholat Tarawih tidak perlu melakukan Sholat Tahajud lagi.

Beliau menjawab dengan mengambil referensi dari al-Fatawa al-Mukhtarah Thariqul Islam, yaitu ada keterangan dari Syaikh Hamid bin Abdillah al-Ali bahwa Sholat Tahajud dan Sholat Tarawih merupakan bagian dari Qiyamul Lail. Pada zaman Nabi dan para Sahabat, keduanya dinamakan Qiyamul Lail. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang mengerjakan Qiyamul Lail di awal malam, terkadang di tengah malam, atau terkadang di akhir malam. Dan al-Quran menyebut keduanya dengan menggunakan ungkapan “Qiyamul Lail” dan “Tahajjud”. Tidak ada beza di antara dua istilah tersebut dalam al-Quran.

Kemudian pada masa berikutnya, setelah generasi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kaum muslimin melaksanakan Sholat Malam pada 20 hari pertama di bulan Ramadhan di awal waktu malam (sehabis Sholat Isya), karena waktu ini yang mudah bagi mereka. Dan mereka menyebut Sholat Malam di awal waktu malam bulan Ramadhan ini dengan nama “Sholat Tarawih”. Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, mereka mengerjakan Sholat Malam di penghujung malam (sepertiga malam yang terakhir menjelang waktu Subuh) dalam rangka mencari Lailatul Qodar, dan mereka menamakan Sholat Malam pada waktu akhir malam ini dengan nama “Sholat Tahajud”.



Keutamaan Sholat Tahajud

Keutamaan Sholat Tahajud yang Pertama:
Rajin mengerjakan Sholat Tahajud adalah salah satu kebiasaan penghuni syurga ketika mereka dulunya di dunia.

Allah Ta’ala menceritakan kepada kita tentang kebiasaan Sholat Tahajud ini di dalam al-Quran surat adz-Dzaariyaat ayat 15 – 18:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

INNAL MUTTAQIINA FII JANNATIW-WA-‘UYUUN

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air,”

آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ

AAKHIDZIINA-MAA-AATAAHUM-ROBBUHUM INNAHUM KAANUU QOBLA DZAALIKA MUHSINIIN

“mereka menerima segala pemberian Rabb mereka. Sungguh mereka itu sebelumnya di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik.”


كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

KAANUU QOLIILAM-MINAL-LAILI MAA YAHJA-‘UUN

“Mereka (penduduk surga) itu (dulunya ketika di dunia) sedikit tidur di waktu malam.”


وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

WA-BIL-ASHAARI-HUM-YASTAGHFIRUUN

“Pada waktu akhir malam (waktu sahur), mereka memohon ampun kepada Allah.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan, “Tak ada satu pun malam yang terlewat oleh mereka melainkan mereka melakukan sholat walaupun hanya beberapa rakaat saja.” (Tafsiir ath-Thabari XIII/197 sebagaimana yang dinukil dari buku Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Syaikh Muhammad bin Su’ud al-Arifi)

Keutamaan Sholat Tahajud yang Kedua:

Sholat Tahajud adalah sholat sunnah yang istimewa, di antaranya kerana Allah secara khusus memerintahkan kita untuk mengerjakannya.

Allah Ta’ala secara khusus memberikan perintah dan mendorong Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan Sholat Tahajud, sebagaimana termaktub di dalam al-Quran surat al-Isra ayat 79:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا . الإسراء/97

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah Sholat Tahajud, sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)

Pada Surat al-Insan ayat 26, Allah Ta’ala memerintah kita:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah (kamu) kepada Allah dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.”

Keutamaan Sholat Tahajud yang Ketiga:

Allah secara khusus memuji orang yang mengerjakan Shalat Tahajud. Orang yang mengerjakan Sholat Tahajud termasuk orang-orang yang bertakwa, taat, dan beruntung.

Di antaranya adalah pada Al-Quran surat As-Sajdah ayat 16:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidur dan mereka selalu berdoa kepada Tuhan mereka dengan penuh rasa takut dan harap, mereka juga menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini, beliau menyatakan bahwa تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ (lambung mereka jauh dari tempat tidur) yaitu dikarenakan mereka melakukan Qiyamul Lail dan meninggalkan tidur dan berbaring di atas kasur yang empuk. (Tafsir Ibni Katsir VI/363)

Selain ayat di atas, masih banyak lagi pujian Allah di dalam al-Quran kepada orang-orang yang melaksanakan Sholat Tahajud dan Qiyamul Lail:

Surat az-Zumar ayat 9:

أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut terhadap (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ”

Surat Ali Imraan ayat 17:

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.”

Keutamaan Sholat Tahajud yang Keempat:

Sholat Tahajud merupakan sholat sunnah terbaik.

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ….

“Sholat yang paling utama setelah sholat-sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim, kitab ash-Shiyaam, bab Fadhli Shoumi Muharram, no 1163)

Keutamaan Sholat Tahajud yang Kelima:

Orang yang melakukan Sholat Malam (termasuk di antaranya adalah Sholat Tahajud) dan dia juga membangunkan kekasihnya (suami/isteri) untuk Sholat Tahajud, termasuk orang-orang yang dirahmati Allah.

رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

“Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari, lalu dia Sholat Tahajud, dan kemudian dia membangunkan isterinya untuk ikut sholat. Jika isterinya tidak mahu bangun maka dia pun memercikkan air di wajah isterinya. Semoga Allah merahmati seorang isteri yang bangun di tengah malam lalu dia Shalat Tahajud, kemudian dia membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan untuk bangun maka dia pun memercikkan air ke wajah suaminya.” (HR Abu Dawud dalam kitab ash-Sholaah, bab Qiyaamul Lail, no. 1308)

Keutamaan Sholat Tahajud yang Keenam:

Mengerjakan Sholat Malam merupakan kebiasaan orang-orang yang sholeh. Membuat lebih dekat dengan Allah, dapat menghapus kejelekan, dan dapat mencegah perbuatan dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ . رواه الترمذي 3549

“Sebaiknya kalian mengerjakan Qiyamul Lail (Sholat Malam) karena Shalat Malam adalah kebiasaan orang sholeh sebelum kalian, membuat kalian menjadi lebih dekat dengan Allah, dan menghapus kejelekan, serta dapat mencegah perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi no. 3549)

Keutamaan Sholat Tahajud yang Ketujuh:

Sholat Tahajud merupakan salah satu ibadah yang dapat memasukkan pelakunya ke dalam syurga.

Rajin mengerjakan Sholat Tahajud adalah salah satu kebiasaan penghuni surga, sebagaimana yang saya jelaskan pada keutamaan Sholat Tahajud yang pertama di atas. Dari sini dapat kita ambil hikmah bahwa jika kita ingin menjadi penghuni syurga maka merutinkan Sholat Tahajud menjadi suatu niscaya bagi kita selama kita hidup di dunia. Ini adalah peluang langka dan sangat terbatas bagi kita. Jangan sampai kita sia-siakan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dengan ungkapan yang sangat indah tentang ini. Temukan keindahannya pada pada bahasa aslinya, yaitu bahasa arab, di bawah ini.

Dari Abdullah bin Salam radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sabda beliau:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

YA AYYUHAN-NAAS, AFSYUS-SALAAM
“Wahai manusia, tebarkanlah salam.”

WA ATH-‘IMUTH-THO’AAM
“Berilah makan (kepada orang yang membutuhkan)”

WASHILUL-ARHAAM
“Sambunglah tali silaturahim.”

WA SHOLLU BILLAILI WANNAASU NIYAAM
“Sholatlah kalian di waktu malam tatkala orang-orang sedang tidur.”

TADKHULUL JANNATA BISALAAM
“Niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat (tanpa disiksa terlebih dahulu di neraka).”

(HR. Tirmidzi dalam kitab Shifatil Qiyaamah, bab Minhu…, no. 2485)

Ada sangat banyak ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang menyebutkan tentang keutamaan Sholat Tahajud. Begitupun pula dengan atsar para Sahabat dan para Salafus Sholeh terdahulu. Hal ini menunjukkan Sholat Tahajud ini memiliki keutamaan yang sangat banyak. Saya kira cukuplah 7 keutamaan Sholat Tahajud di atas sebagai motivasi untuk kita mengamalkannya.
Apa Hukum Sholat Malam?

Sholat Tahajud termasuk diantara Sholat Malam. Mayoritas ulama mengatakan bahwa hukum Sholat Malam adalah Sunnah Muakkadah, yaitu suatu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Diantara dalilnya adalah:

وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ….

“Sholat yang paling utama setelah sholat-sholat wajib adalah Sholat Malam.” (HR. Muslim, kitab ash-Shiyaam, bab Fadhli Shoumi Muharram, no 1163)

Dan dalil-dalil lainnya yang disebutkan di atas, semuanya menunjukkan tentang keutamaan Sholat Malam dan sangat dianjurkannya untuk dikerjakan oleh kaum muslimin.

TATA CARA SHOLAT TAHAJUD

Cara Sholat Tahajud itu sangat mudah. Tidak sesulit yang dibayangkan oleh sebagian orang. Berikut ini saya jelaskan cara mengerjakan Sholat Tahajud secara ringkas:
Sholat Tahajud Bagusnya Jam Berapa?

Waktu Sholat Tahajud dimulai sejak masuknya waktu Isya hingga akhir malam, sebelum masuknya waktu Subuh. Sholat Tahajud dilakukan setelah selesai melaksanakan Sholat Isya, lalu Anda tidur terlebih dahulu, kemudian bangun untuk mengerjakannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن الله زادكم صلاة فصلوها بين العشاء والفجر

“Sesungguhnya Allah telah memberikan kalian tambahan sholat (yaitu Sholat Witir), maka Sholat Witirlah kalian antara waktu Isya dan Fajar (Subuh)” (HR. Ahmad)

Hadis di atas dijadikan salah satu dalil tentang waktu Sholat Tahajud dikarenakan Sholat Witir merupakan bagian dari Sholat Malam, dan bahkan Sholat itu adalah penutup Sholat Malam. Sedangkan Sholat Tahajud merupakan Sholat Malam (sebagaimana yang saya jelaskan di atas). Jika Anda mengerjakan Sholat Tahajud maka penutup dari Sholat Tahajud Anda adalah Sholat Witir.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا

“Jadikanlah Sholat Witir sebagai penutup Sholat Malam kalian.” (HR. al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)

Jadi, sebaiknya kita melaksanakan Sholat Tahajud jam berapa?
Anda boleh mengerjakan Sholat Tahajud pada awal malam, pertengahan malam, atau akhir malam, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir pada awal malam, pertengahan, dan akhir malam.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, dengan sanad hasan, no. 16623)

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata, “Setiap malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir, sejak awal malam, pertengahan, dan akhir malam, dan Sholat Witir ini berakhir hingga waktu sahur.” (HR. al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Saa’aatil Witr, no. 996)

Jadi, bagusnya Sholat Tahajud jam berapa?
Jika Anda ingin melaksanakan Sholat Tahajud pada waktu yang terbaik maka kerjakanlah Sholat Tahajud pada akhir malam. Dan waktu ini direkomendasikan untuk Anda yang mampu dan yakin bisa bangun pada akhir malam. Hal ini berdasarkan Hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

من خاف أن لا يقوم آخر الليل ، فليوتر أوله، ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل، فإن صلاة آخر الليل مشهودة ، وذلك أفضل

“Siapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, maka sebaiknya dia melakukan Sholat Witir pada awal malam. Dan siapa yang sangat berkeinginan untuk bangun pada akhir malam, maka hendaknya dia mengerjakan Sholat Witir pada akhir malam, karena Sholat Witir pada akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan (Sholat Witir pada akhir malam) itu lebih baik.” (HR. Muslim dalam kitab Sholaatil Musaafiriin, bab Man Khoofa an Laa Yaquuma min Aakhiril Laili fal Yuutir Awwalahu, no. 755)
Niat Sholat Tahajud

Apa niat Sholat Tahajud? Niat adalah amalan hati. Bagian yang sangat penting dalam setiap ibadah. Setiap ibadah itu tergantung dari niatnya. Dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya.

عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه ، قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ( إنما الأعمال بالنيّات ، وإنما لكل امريء مانوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله ، فهجرته إلى الله ورسوله ، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها ، أو امرأة ينكحها ، فهجرته إلى ما هاجر إليه ) رواه البخاري ومسلم في صحيحهما .

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh Umar bin Khaththab radhiallahu ’anhu, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ’Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya tersebut menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya tertuju pada apa yang dia tuju.’” (HR. al-Bukhari & Muslim)

Apa niat Sholat Tahajud? Jika yang Anda maksud melafadzkan niat seperti ucapan “usholli…” atau “nawaitu” maka ini tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan kita melafadzkan niat untuk Sholat Tahajud, dan tidak pernah pula untuk sholat-sholat yang lainnya.

Sungguh indah perkataan Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’ad, I/201 yang dinukil oleh ustadz Muhammad Abduh Tuasikal ini:
“Jika seseorang menunjukkan pada kami satu hadis saja dari Rasul dan para sahabat tentang perkara mengucapkan niat ini, tentu kami akan menerimanya. Kami akan menerimanya dengan lapang dada. Kerana tidak ada petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi dan sahabatnya. Dan tidak ada petunjuk yang patut diikuti kecuali petunjuk yang disampaikan oleh pemilik syari’at yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat: https://rumaysho.com/934-hukum-melafadzkan-niat-usholli-nawaitu-2.html)

Perkataan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah di atas semacam “tantangan” untuk siapa saja yang bisa menunjukkan satu Hadis saja di hadapan beliau tentang melafadzkan niat ini. Tentu saja tidak ada yang bisa karena memang tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang melafadzkan niat ini.

Jadi, bagaimana niat Sholat Tahajud? cukup Anda berniat di dalam hati. Mudah, ya!
Ketika Anda berencana akan bangun malam untuk melaksanakan Sholat Tahajud maka saat itu pula Anda sudah memasang niat. Ketika Anda sudah bangun malam, lalu Anda bersiap-siap Sholat Tahajud. Ketika Anda sudah berdiri tegak menghadap kiblat untuk melaksanakan Sholat Tahajud maka Anda langsung bertakbir. Ucapkan “Allahu Akbar”, maka saat itu pula Sholat Tahajud sudah Anda mulai.

Agama Islam ini sungguh mudah, saudaraku…
Seandainya setiap ibadah dalam agama Islam ini harus menghafalkan niat, maka sungguh akan terasa sulit, bukan?
Namun, alhamdulillah, segala puji hanyalah untuk Allah, yang telah menetapkan syariat Islam yang sangat mudah dan indah sekali untuk kita, hamba-Nya.

Sholat Tahajud Berapa Rakaat? Bagaimana Cara Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Jumlah rakaat Sholat Tahajud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada beberapa macam. Imam Ibnul Qoyyim menulis tentang cara Sholat Tahajud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kitab beliau Zaadul Ma’ad (I/329). Berikut ini beberapa cara Sholat Tahajud yang dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:



Cara Sholat Tahajud Nabi yang Pertama:

Cara Tahajud Nabi yang diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun pada malam hari.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu shalat 2 rakaat dengan memperlama berdiri, memperlama rukuk, dan memperlama sujud.

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi tidur kembali hingga meniup-niup (maksudnya adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa terlebih dahulu sebelum tidur. Dan do’a sebelum tidur sebagaimana yang kita tahu adalah diakhiri dengan meniup-niup)

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan itu sebanyak 3 kali dengan 6 rakaat.
Pada setiap kalinya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak dan berwudhu.
Dalam bacaan sholat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Ali Imraan ayat 190 hingga akhir surat, yaitu mulai dari ayat:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir 3 rakaat.
(HR. Muslim no. 763)

Cara Sholat Tahajud Nabi yang Kedua:
Cara Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kedua ini diceritakan oleh ibunda Aisyah radhiallahu ‘anha:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai Sholat Tahajud beliau dengan 2 rakaat yang pendek.
Beliau Sholat Tahajud setiap 2 rakaat langsung salam.
Kemudian beliau menyempurnakan Sholat Tahajud tersebut hingga 11 rakaat.
Kemudian terakhir beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir 1 rakaat.

Cara Sholat Tahajud Nabi yang Ketiga:
Sama dengan cara yang kedua di atas, namun beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan sebanyak 13 rakaat.

Cara Sholat Tahajud Nabi yang Keempat:

Cara ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qoshrihaa, bab Sholaatil Laili wa ‘Adadu Raka’aatin Nabiy shallallahu ‘alaihi wa sallam, no. 738:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Tahajud 8 rakaat, dengan salam setiap 2 rakaat.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam Sholat Witir sebanyak 5 rakaat sekaligus tanpa duduk, lalu salam pada rakaat terakhir.

Cara Sholat Tahajud Nabi yang Kelima:

Cara ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qoshrihaa, bab Sholaatil Laili wa ‘Adadu Raka’aatin Nabiy shallallahu ‘alaihi wa sallam, no. 746:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Tahajud 9 rakaat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya secara bersambung pada 8 rakaat, beliau kemudian duduk (yaitu duduk tasyahud awal) pada rakaat yang ke-8. Pada rakaat ke-8 ini beliau duduk berda Allah, memuji Allah, dan berdoa kepada Allah.

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun tanpa salam dan meneruskan rakaat yang ke-9. Pada rakaat yang ke-9 ini beliau duduk (yaitu duduk tasyahud akhir), membaca tasyahud dan salam.
Setelah salam beliau sholat kembali sebanyak 2 rakaat.

banghen
















Comments