tarumanegara

SEJARAH LENGKAP KERAJAAN TARUMANEGARA



Kerajaan Tarumanegara atau Taruma merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Tarumanegara pernah berkuasa di Pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 sampai ke-7 M. Lokasi Kerajaan Taruma berada di sekitar lembah Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan yang beraliran wisnu ini didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358. Tahun 382 sampai 395, Kerajaan Taruma digantikan oleh putranya yang bernama Dharmayawarman. Ayah Dharmayawarman dimakamkan didekat tepi kali gomati (wilayah Bekasi) , sedangkan ia di tepi kali Candrabaga. Raja ketiga kerajaan ini adalah Maharaja Purnawarman. Beliau memeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu.Beliau membangun ibukota kerajaan baru yang letaknya lebih dekat dengan pantai. Kota tersebut pun diberi nama Sundapura.

Peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda tercatat dalam Prasasti Pasir Muara. Saat itu, yang menjadi penguasa adalah raja ke-7 yang bernama Suryawarman (535 – 561 M). Adanya prasasti di pasir muara menceritakan bahwa dahulunya ibukota Sundapura telah berubah menjadi kerajaan daerah. Selain melanjutkan kebijakan ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, beliau mengalihkan perhatiannya ke bagian timur.

Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Bukti keberaraan Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dengan sumber-sumber yang berasal dari luar dan dalam negeri. Salah satu sumber sejarah Kerajaan Taruma adalah prasasti. Selain itu ada juga berita atau kronik Cina dan arca yang juga menjadi sumber sejarah. Sumber sejarah dari luar negeri yaitu dari berita Tiongkok diantaranya :

Berita Dinasti Tang, berita ini menceritakan pada tahun 666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-mo.

Berita Fa-Hsien, berita ini menceritakan dalam buku Fa-Kao-Chi bahwa hanya sedikit orang beragama Budha di Ye-po-ti, namun kebanyakan orang beragama Hindu, dan sebagian lainnya animisme.

Berita Dinasti Sui, berita ini menceritakan pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-mo-lo sebelah selatan.

Sesuai berita tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo merupakan penyesuaian katanya sama dengan Tarumanegara. Kerejaan iini diperkirakan telah berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan yang tercatat pada prasasti diketahui bahwa raja yang saat itu berkuasa adalah Purnawarman dengan wilayah kekuasaan hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten sampai Cirebon.

Sember sejarah yang berasal dari dalam negeri yaitu berupa 7 buah prasasti yang ditemukan di Bogor (4 buah), di Jakarta (1 buah), dan di Lebak Banten (1 buah). Berdasarkan informasi yang tercatat dalam prasasti, raja yang berkuasa saat itu adalah Rajadirajaguru Jayasingawarman dari tahun 358 sampai 382 M.

Arca peninggalan Kerajaan Taruma diantaranya arca Rajasi yang disebutkan dalam Prasasti Tugu dan diperkirakan berasal dari Jakarta serta dua buah patung Wisnu yang diperkirakan berasal dari abad ke-7.



Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

1. Prasasti Ciaruten
Prasasti Ciaruten atau Ciampea menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka. Pada prasasti ini juga terdapat sepasang telapak kaki Raja Purnawarman dan lukisan seperti laba-laba.



2. Prasasti Muara Cianten
Prasasti yang ditemukan di kota hujan, Bogor ini terdapat lukisan telapak kaki dan ditulis dalam aksara ikal

3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti yang terdapat lukisan tapak kaki gajah ditemukan di kampung Muara Hilir, Bogor.

4. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi berada di puncak perbukitan Pasir Awi (600 mdpl) Sukamakmur Bogor.

5. Prasasti Tugu
Prasasti yang dipahat pada sebuah batu bulat panjang melingkar ditemukan di daerah Tugu, Cilincing Jakarta Utara.


Berikut beberapa hal informasi mengenai Prasasti Tugu

Dalam Prasasti Tugu menunjukkan bahwa pelaksanaan upacara selamatan oleh Brahmana diikuti dengan hadiah raja sebanyak seribu ekor sapi.

Prasasti Tugu menunjukkan bahwa nama dua sungai yang terkenal di Punjab adalah Sungai Gomati dan Sungai Chandrabaga. Hal ini menimbulkan berbagai tafsiran yang salah satunya menurut Poerbatjataka. Secara ilmu yang mempelajari tentang istilah atau sering disebut dengan Etimologi, Sungai Chandrabaga itu berarti kali Bekasi.

Prasasti Tugu menunjukkan bahwa Caitra sama dengan bulan Aprl dan Februari dan anasir penanggalan tidak lengkap dengan angka tahunnya yaitu bulan phalguna.

6. Prasasti Cidanghiyang
Prasasi Cidanghiyang atau Prasasti Lebak yang berisi pengagungan keberanian Raja Purnawarman baru ditemukan pada tahun 1947. Prasasti ini ditemukan di kampung lebak Cidanghiang.

7. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau Prasasti Koleangkak yang terdapat gambar telapak kaki ditemukan di bukit Koleangkak. Prasasti ini berisi pujian pemerintahan Raja Purnawarman.

Kehidupan Kerajaan Tarumanegara

1. Ekonomi
Dalam Prasasti Tugu menceritakan dahulunya Raja Purnawarman memerintahkan para rakyatnya untuk membangun saluran air sepanjang 12 km di Sungai Gomati. Pembangunan ini merupakan sarana irigasi pertanian, mencegah banjir saat musim hujan tiba, sarana lalulintas pelayaran perdagangan antar daerah. Mata pencaharian masyarakat pada masa itu adalah di bidang pertanian, pelayaran, perikanan, perdagangan, perikanan dan masih banyak lagi.

2. Politik
Berdasarkan berita Cina, menunjukkan bahwa Kerajaan ini telah menjalin persahabatan dengan negara lain termasuk India. Kemajuan India pada bidang pemikiran agama mengakibatkan unsur-unsur budaya India berhasil diambil alih oleh Kerajaan Tarumanegara.

3. Sosial
Berdasarkan sumber sejarah, hubungan antara raja dan para brahmana juga rakyar terjalin dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan membuat Prasasti Lebak sebagai penghormatan rakyat. Selain itu, kehidupan sosial kerajaan ini juga sudah teratur rapi. Bagi Raja Purnawarman , kedudukan Kaum Brahmana telah dianggap sangat penting dalam pelaksanaan upacara korban sebagai tanda penghormatan untuk Para Dewa.

4. Budaya
Berdasarkan sumber sejarah, dapat dikatakan bahwa pada saat itu tingkat kebudayaan masyarakat sudah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan teknik dan cara penulisan huruf di prasasti.Selain itu, adanya prasasti juga menunjukkan perkembangan dalam budaya tulis menulis di Kerajaan Taruma.

Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mengali masa kejayaan saat diperintah oleh Raja Purnawarman. Luas wilayah pada saat itu hampir setara dengan luas Provinsi Jawa Barat yang didapat melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil. Pada saat itu juga raja berhasil membangun berbagai infrastruktur untuk mendukung perekonomian. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil menvcapai kejayaan dikarenakan kemampuan kerajaan yang pada saat itu mampu berkurban 1000 ekor sapi untuk membangun Sungai Gomati dan Sungai Candrabaga.

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya kerajaan ini tidak diketahui secara lengkap dikarenakan dalam prasasti sebagian hanya menyampaikan berita saat pemerintahan Raja Purnawarman. Kerajaan ini mengalami masa pemerintahan sebanyak 12 raja.

Daftar Raja Kerajaan Tarumanegara
• Raja Jayasingawarman dengan masa pemerintahan 358-382 M
• Raja Dharmayawarman dengan masa pemerintahan 382-395 M
• Raja Purnawarman dengan masa pemerintahan 395-434 M
• Raja Wisnuwarman dengan masa pemerintahan 434-455 M
• Raja Indrawarman dengan masa pemerintahan 455-515 M
• Raja Candrawarman dengan masa pemerintahan 515-535 M
• Raja Suryawarman dengan masa pemerintahan 535-561 M
• Raja Kertawarman dengan masa pemerintahan 561-628 M
• Raja Sudhawarman dengan masa pemerintahan 628-639 M
• Raja Hariwangsawarman dengan masa pemerintahan 639-640 M
• Raja Nagajayawarman dengan masa pemerintahan 640-666 M
• Raja Linggawarman dengan masa pemerintahan 666-669 M

fb sejarah babad tanah jawa 


Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Serta Prasasti dan Letaknya
Oleh ibnuasmara

Kerajaan Tarumanegara atau juga Taruma merupakan sebuah kerajaan yang pernah menduduki kekuasaan di wilayah pulau Jawa barat pada abad ke-4 sampai abad ke-7 m, yang termasuk salah satu kerajaan tertua yang diketahui di nusantara.

Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara ialah kerajaan hindu berkeyakinan wisnu. Raja dirajaguru Jayasingawarman merupakan pendiri Kerajaan Tarumanegara pada tahun 358, yang kemudian tahta kerajaannya digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Raja Jayasingawarman awal berkuasa dari tahun 358 sampai 382 M.

Setelah raja mencapai usia sepuh, raja mengundurkan diri guna menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai petapa, Jayasinghawarman diberi gelar Rajaresi. Nama dan gelar raja berubah menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.

itu tadi sedikit dari sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di indonesia. Lalu bagaimana lebih lengkapnya mengenai pendiri Kerajaan Tarumanegara ? Bagaimana kehidupan Kerajaan Tarumanegara ? letak kerajaan tarumanegara ? raja dalam kerajaan tarumanegara ? Bagaimana peninggalan prasasti Kerajaan Tarumanegara ? dan Sumber – sumber sejarahnya ? itu semua akan dijelaskan diartike ini .


Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Terumanegara di didrikan oleh raja Jayasinghawarman sewaktu memimpin pelarian keluarga kerajaan dan akhirnya berhasil meloloskan diri dari kejaran musuh yang tak henti menyerang kerajaan Salakanagara. tahun 358 M, di pengasingan, Jayasinghawarman di tepi Sungai Citarum mendirikan kerajaan baru, tpatnya di Lebak Banten yang dikasih nama Tarumanegara.

Pengambilan Nama Kerajaan Tarumanegara dari tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang diambil untuk pemberi warna benang tenunan dan juga pengawet kain yang banyak sekali ditemukan di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitaran Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini juga merupakan komoditas ekspor dan devisa pemasukan terbesar untuk Kerajaan Tarumanegara.

Raja Jayasinghawarman memimpin kekuasaan dari tahun 358 sampai 382 M. Setelah usia raja mencapai tua, raja mengundurkan diri guna menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai petapa, Jayasinghawarman memiliki gelar Rajaresi. Gelar dan nama raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.

Kerajaan Tarumanegara juga banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya dari prasasti itu tidak satupun yang mencantumkan angka tahun. Untuk memastikan kapan Kerajaan Tarumanegara berdiri dengan terpaksa para ahli sejarah berusaha untuk mencari dari sumber lain.

Dan usahanya itu tidak sia – sia. Setelah pergi ke cina untuk meneliti hubungan cina dengan Indonesia di masa lalu mereka mendapatkan naskah–naskah hubungan kerajaan Cina dengan kerajaan Indonesia menyebutnya Tolomo. Menurut catatan sejarah tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusannya ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, dan 666M. sehingga dapat diambil kesimpulan Tarumanegara berdiri sejak perkitaan abad ke V dan ke VI.

Pendiri Kerajaan Tarumanegara




Penjelasan tentang Kerajaan Tarumanagara cukup jelas tertulis di Naskah Wangsakerta. Akan tetapi, naskah ini menimbulkan polemik dan banyak para pakar sejarah yang meragukan naskah-naskah ini untuk bisa dijadikan rujukan sejarah.

Pada catatan Naskah Wangsakerta dari Cirebon itu, Pendiri Kerajaan Tarumanegara ialah Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tarikh 358, yang setelah itu digantikan oleh putranya, yang bernama Dharmayawarman 382 – 395 Jayasingawarman dipusarakan di lokasi tepi kali Gomati, sedangkan putranya di lokasi tepi kali Candrabaga.

Raja Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanagara sendiri cuma mengalami masa kepemimpinan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara yang terakhir, digantikan menantunya yaitu Tarusbawa. Linggawarman sendiri memilik dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih, ia menjadi istri Tarusbawa pemuda dari Sunda dan anak yang kedua bernama Sobakancana ia menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya.

Secara otomatis, tahta kekuasaan Kerajaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya yang menikahi putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa kekuasaan Tarumanagara berakhir, karena Tarusbawa sendiri lebih memilih untuk kembali ke kerajaan sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada pada kekuasaan Tarumanagara. Atas adanya pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak mau sepakat dan mengambil keputusan untuk berpisah dari Sunda yang sudah mewarisi wilayah Tarumanagara.
 
Raja-Raja Tarumanegara:

Jayasingawarman tahun 358-382 M
Dharmayawarman tahun 382-395 M
Purnawarman tahun 395-434 M
Wisnuwarman tahun 434-455 M
Indrawarman tahun 455-515 M
Candrawarman tahun 515-535 M
Suryawarman tahun 535-561 M
Kertawarman tahun 561-628 M
Sudhawarman tahun 628-639 M
Hariwangsawarman tahun 639-640 M
Nagajayawarman tahun 640-666 M
Linggawarman tahun 666-669 M.

Silsilah Kerajaan Tarumanegara


1. Jayasingawarman (358-382) Jayasingawarman adalah pendiri Tarumanagara ia termasuk menantu Raja Dewawarman VIII. Ia juga seorang Maharesi dari SALANKAYANA dari India yang mengungsi ke Nusantara dikarenakan daerahnya diserang dan dikalahkan Maharaja Samudragupta dari sebuah Kerajaan Magada.

Setelah Jayasingawarman membangun Tarumanagara, pusat kekuasaan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara. Salakanagara lalu berubah menjadi Kerajaan Daerah. Jayasingawarman dimakamkan di tepi kali Gomati (Bekasi).

2. Dharmayawarman (382 – 395 M) Dimakamkan di tepi kali Candrabaga.

3. Purnawarman (395 – 434 M) Ia mendirikan ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang bertempat lebih dekat ke pantai dan dinamakan “Sundapura”. Nama Sunda mulai dipakai oleh Maharaja Purnawarman pada tahun 397 M untuk sebutant ibukota kerajaan yang dibangunnya.

Pustaka Nusantara, parwa II sarga 3 (tarikh 159 – 162) menyebutkan bahwa di bawah kepemimpinan Purnawarman telah ada 48 raja daerah yang menyebar dari Rajatapura atau Salakanagara (di daerah Teluk Lada Pandegelang) sampai ke wilayah Purwalingga (sekarang Purbalingga?) di Jawa Tengah. Secara tradisional Ci Pamali (Kali Brebes) memang diakui batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa dulu.

4. Wisnuwarman (434-455)

5. Indrawarman (455-515)

6. Candrawarman (515-535 M)

7. Suryawarman (535 – 561 M) Suryawarman tidak cuma melanjutkan kebijakan politik di masa kekuasaan ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak terhadap raja daerah untuk menjalankan pemerintahan sendiri, melainkan juga memindahkan perhatiannya ke bagian daerah timur.

Pada tahun 526 M, contohnya, Manikmaya, menantunya Suryawarman, memangun kerajaan baru di tanah Kendan, daerah Nagreg berletak antara Limbangan dan Bandung, Garut. Sedangkan putera dari Manikmaya, tinggal sama kakeknya di ibukota Kerajaan Tarumangara dan kemudian diangkat menjadi Panglima Perang Tarumanagara. Perkembangan wilayah timur menjadi lebih maju ketika cicit Manikmaya membangun Kerajaan Galuh pada tahun 612 M.

8. Kertawarman tahun 561-628

9. Sudhawarman tahun 628-639

10. Hariwangsawarman tahun 639-640

11. Nagajayawarman tahun 640-666

12. Linggawarman tahun 666-669 Kerajaan Tarumanagara sendiri cuma mengalami masa kekuasaan 12 orang raja. Pada tahun 669, Linggawarman, terakhir raja Tarumanagara, digantikan oleh menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri memmilki dua orang puteri sulung yang bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan anak yang kedua Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa yang mendirikan Kerajaan Sriwijaya.

13. TARUSBAWA tahun 669 – 723 M. Tarusbawa yang dia berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa yang menggantikan mertuanya menjadi pemimpin Kerajaan Tarumanagara yang ke-13. Karena wibawa Tarumanagara pada masanya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan kejayaan zaman Purnawarman yang berkuasa di purasaba (ibukota) Sundapura.

Pada tahun 670 ia mengganti nama dari Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dibuat alasan oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, guna memisahkan Kerajaan Galuh dari kepemimpinan Tarusbawa. Karena Putra Mahkota Galuh (SENA or SANNA) berjodoh dengan Sanaha seorang puteri Maharani Sima asal Kerajaan Kalingga, Jepara, Jawa Tengah, maka dengan adanya dukungan Kalingga, Wretikandayun menuntut terhadap Tarusbawa supaya bekas wilayah kekuasaan Tarumanagara dipecah dua.

Pada posisi lemah dan ingin menghindar dari perang saudara, Tarusbawa menerima permintaan Galuh. Pada tahun 670 M Kawasan Tarumanagara dibagi menjadi dua kerajaan, yaitu: Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda dengan Citarum sebagai pembatas.

Letak Kerajaan Tarumanegara


Sebelum mengetahui letak sebuah kerajaan Tarumanegara, dari tempat temuan prasasti itu bisa diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara. Prasasti Ciareteun atau prasasti Ciaruon, ditemukan di wilayah Cimpea, Bogor. Lalu prasasti kebun kopi yang ditemukan di wilayah kampong hilir, cibung-bulang.

Lalu prasasti kebun jambu, yang ditemukan di bukit koleangkak 30 km sebelah barat bogor. Kemudian ditemukan juga prasasti tugu di daerah Tugu, clincing, Jakarta Utara. Dari letak temuan prasasti tersebut dapat diketahui wilayah yang masuk dalam wilayah kerajaan Tarumanegara.

Wilayah kerajaan Tarumanegara mengelilingi pesisir Jakarta hingga pedalaman kaki gunung Gede. Selain itu dari prasasti yang ditemukan dapat diketahui fungsi suatu daerah. Pada prasasti Tugu yang diterangkan bahwa pembangunan prasasti tersebut untuk para brahmana yang telah membangun terusan pada kali candrabhaga yakni kali Gomati.

Sehingga bisa dikatakan bahwa daerah dtemukannya prasasti Tugu adalah daerah para Brahmana. Para Brahmana dari kerajaan Tarumanegara tinggal di daerah pesisir pantai. Dapat diterangkan mereka datang ke Nusantara bersama para pedagang India.

Dapat di duga juga pada prasasti kebun jambu yang didapatkan di dekat sungai Cisadane, di daerah bukit Koleangkak, Banten selatan. Dalam prasasti itu dapat diperkirakan sebagai prasasti penaklukan pada suatu wilayah. Dalam prasasti itu dijelaskan bahwa raja Purnawarman adalah raja yang disegani oleh musuh-musuhnya. Yang senantiasa menggempur kota-kota musuhnya.
Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan tulisan-tulisan yang ditemukan pada prasasti diketahui bahwasanya raja yang pernah menduduki pemerintahan di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang berhasil memakmurkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari temuan prasasti tugu yang menginformasikan raja purnawarman telah memerintah guna menggali sebuah kali. Oleh karena itu rakyat hidup makmur dalam suasana yang aman dan tenteram.


Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan sosial Tarumanegara sudah tertata rapi, hal ini tercermin dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pada kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat teliti pada kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting saat melaksanakan setiap upacara korban yang digelar di kerajaan sebagai tanda hormat kepada para dewa.

Kehidupan Ekonomi kerajaan Tarumanegara

Prasasti tugu menjelaskan bahwa raja purnawarman menyuruh rakyatnya untuk membikin sebuah terusan yang panjangnya 6122 tombak. Pembangunan ini memiliki arti ekonomis yang besar untuk masyarakat, Karena dapat dipungsikan sebagai sarana pencegah banjir juga sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antar daerah di kerajaan tarumanegara dengan negara luar. Juga dengan daerah-daerah di sekelilingnya. Akibatnya, kehidupan ekonomi masyarakat sudah berjalan teratur.
Kehidupan Budaya

Dilihat dari teknik dan juga cara penulisan huruf-huruf dari penemuan prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti besarnya Kerajaan Tarumanegara, dapat diyakini bahwa tingkat kebudayaan masyarakat saat itu sudah tinggi. Selain dijadikan sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti itu menunjukkan sudah berkembangnya kebudayaan tulis dan menulis di kerajaan Tarumanegara.

 Masa Kejayaan kerajaan Tarumanegara



Sama halnya seperti kerajaan-kerajaan yang lainnya, Kerajaan Tarumanegara pernah juga mengalami masa kejayaannya. Masa kejayaan Tarumanegara ialah ketika pada masa kepemimpinan raja Purnawarman. Pada masa kepemimpinan raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara mampuh memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan yang berada di sekitar kerajaan Tarumanegara.

Menurut tuturan para ahli sejarah, luas daerah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara mencakup luas wilayah Jawa Barat yang sekarang. Bukti lain dari masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara, pada masa kepemimpinan raja Purnawarman mampuh menyusun buku undang-undang untuk kerajaan, peraturan siasat perang dan angkatan perang serta silsilah dinasti Warman. Raja Purnawarman juga terkenal sebagai raja yang kuat dan juga bijaksana terhadap rakyatnya.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Pada sekitar abad ke-7 Masehi diperkirakan Kerajaan Tarumanegara runtuh. Hal ini atas dasar terdapat fakta bahwa setelah abad ke-7, berita tentang kerajaan ini tidak pernah didengar lagi baik sumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri . Para ahli berkeyakinan bahwa runtuhnya Kerajaan Tarumanegara perkiraan besar karena disebabkan adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus menerus melakukan ekspansi atau peluasan wilayah kekuasaan.


7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Terdapat tujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang tertulis dengan bahasa Sansekerta, diantaranya:

Prasasti Ciaruteun



Prasati Ciaruteun ditemukan di tepi Sungai Ciarunteun, yaitu dekat dengan Sungai Cisadane Bogor. Didalamnya tertuilis nama Tarumanegara, Raja Purnawarman, dan juga lukisan sepasang kaki yang diperkirakan sama dengan telapak kaki dari Dewa Wisnu.

Adapun gamabar dari sepasang telapak kaki yang terukir di prasasti tersebut mencerminkan kekuasaan raja atas wilayah tersebut dan kedudukan Purnawarman yang dimisalkan dewa Wisnu yang dianggap seperti penguasa sekaligus sebagai pelindung rakyat. Prasasti yang tertulis menggunakan bahasa Sanskerta 4 baris dan huruf Pallawa tersebut juga dikenal dengan nama Prasasti Ciampea.

Prasasti Kebon Kopi



Prasasti ini terlukis bekas dua tapak kaki gajah yang dihubungkan dengan gajah Airawata, yaitu gajah kendaraan Dewa Wisnu. Prasasti yang didapat dari Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang juga ditulis dengan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

 Prasasti Tugu



Prasasti Tugu terbentuk dari 5 baris yang ditulis dengan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa yang didapatkan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti Tugu tertulis tentang Raja Purnawarman yang memberi perintah untuk menggali saluran air Chandrabaga dan Gomati sepanjang 6.112 tombak yang selesai dalam jangka waktu 21 hari.

Prasasti Jambu


Prasasti yang ditemukan di bukit Koleangkak Bogor ini berisi tentang sanjungan kebesaran, kegagahan, dan keberanian Raja Purnawarman. Prasasti Jambu terukir sepasang telapak kaki dan terdapat keterangan puisi dua baris dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Prasasti Muara Cianten




Prasasti ini ditemukan di wilayah Bogor dengan sebuah aksara ikal. Tapi, prasasti Muara Cianten ini belum bisa dibaca.


Prasasti Cidanghiyang



Prasasti ini ditemukan di Lebak, di pinggir Sungai Cidanghiang, kabupaten Pandeglang-Banten. Prasasti yang baru saja ditemukan pada tahun 1947 berisikan “Inilah tanda keagungan, keperwiraan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja Tarumanegara, yang mulia Raja Purnawarman, yang menjadi panji juga raja”. Prasasti Cidanghiang disebut juga Prasasti lebak ditulis dengan huruf bahasa Sansekerta dan Pallawa.


Prasasti Pasir Awi


Ditemukan di Leuwiliang dengan menggunakan aksara Ikal yang belum bisa dibaca. Pada prasasti ini terdapat pahatan gambar ranting dengan dahan, dedaunan juga buah-buahan, dan gambar sepasang telapak kaki. Demikian pembahasan mengenai Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang merangkum tujuh prasasti penting pada Kerajaan Tarumanegara.


Sumber Sejarah kerajaan Tarumanegara

Bukti mengenai keberadaan Kerajaan Taruma didapat melalui sumber-sumber dari dalam juga luar negeri. Sumber dari dalam negeri merupakan tujuh buah prasasti dari batu yang ditemukan satu di Jakarta, empat di Bogor, dan satu di Lebak Banten.

Dari prasasti-prasasti ini bisa diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M dan ia berkuasa sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman berletak di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara merupakan kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Sedangkan sumber-sumber luar negeri yang berasal dari sejarah Tiongkok antara lain:

Berita Fa-Hsien, pada tahun 414 M di dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwasanya di Ye-po-ti hanya dijumpai sedikit orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak ialah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagiannya lagi masih animisme.

Berita Dinasti Sui, mengkisahkan bahwa pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To- lo-mo yang bertempat di sebelah selatan.

Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa pada tahun 666 dan 669 telah datang seorang utusaan dari To-lo-mo.

Dari tiga berita yang disebut di atas para ahli berkesimpulan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyamaan kata-katanya sama dengan Kerajaan Tarumanegara.

Diperkirakan Kerajaan Tarumanegara berkembang diantara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati di atas diketahui raja yang berkuasa pada waktu itu ialah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut dari prasasti Tugu, mencakup hampir seluruh Jawa Barat yang menyebar dari Banten, Cirebon Jakarta, dan Bogor.

ibnuasmara

Comments